5 Alasan Putus Paling Populer Generasi Milenial, Pernah Ngalamin?

alasan putus

DIARY.CO.ID – Kenapa harus putus? apa alasan putus? Setan apa yang merasukimu hingga hubungan kita seperti ini?. Idealnya, setiap pasangan pasti ingin hubungannya bisa sampai ke pelaminan. Sebisa mungkin menghindari kata putus atau kandas di tengah jalan. Sayangnya, ekspektasi tidak pernah semudah itu untuk diwujudkan. Baik Anda atau pasangan mungkin menyepakati kata putus karena satu dan lain hal. Namun, di antara alasan-alasan tersebut, berikut ini diary.co.id merangkum beberapa alasan putus paling klasik dari masa ke masa sampai kegenerasi milenial.

PACAR CUEK
Ilustrasi Pasangan

Ini 5 Alasan Putus Paling Populer dari Generasi ke Generasi

  1. “Kamu terlalu baik buat aku”

Alasan ini layak menempati posisi paling klasik sepanjang zaman karena banyak digunakan oleh pasangan yang ingin putus. Jika ditelaah lebih jauh, alasan yang satu ini bisa dibilang kurang masuk akal. Sebab, pada dasarnya semua orang ingin mendapatkan pasangan yang baik dan cenderung enggan untuk melepasnya.

Baca Juga : 

Mustahil seseorang akan melepaskan orang yang baik untuk kemudian memilih orang lain yang kasar, suka main tangan, emosian dan berbagai sifat jahat lainnya. Sederhananya, alasan “terlalu baik” seringkali dijadikan alasan buatan bagi mereka yang bosan, sudah mendapatkan pasangan yang lebih baik dan tidak mampu lagi melanjutkan hubungan.

  1. “Aku mau fokus belajar dulu”

Jalinan kasih asmara saat ini memang banyak dilakoni oleh mereka yang statusnya masih pelajar atau mahasiswa. “Mau fokus belajar” sebenarnya alasan mulia yang harus didukung oleh pasangan. Tandanya, ia ingin mengisi kehidupan sebagai seorang pelajar dengan segenap prestasi dan nilai akademik yang tinggi.

Baca Juga :  Mau Setia? Tak Lagi Susah dengan 7 Tips Ini!

Hanya saja, jangan sampai mereka yang mengucapkan alasan semacam ini hanya untuk mencari-cari alasan agar bisa putus. Berkata “mau fokus belajar”, tapi beberapa minggu kemudian sudah bersama yang baru. Padahal, hati dan perasaan tidak pernah sebercanda itu :’)

  1. “Kamu berubah”

Alasan klasik selanjutnya adalah “kamu berubah”. Bukan berubah menjadi tokoh superhero atau transformers yang mampu berubah secara instan, tetapi manusia memang di desain untuk secara bertahap berubah, beradaptasi, dan berproses dari waktu ke waktu. Manusia tidak mungkin stagnan seperti yang diinginkan oleh mereka yang beralasan “kamu berubah”.

Baca Juga :

Memang, kita hidup di masyarakat yang menjunjung tinggi cara berbahasa sehingga tidak ingin menyakiti orang lain. Namun, alangkah baiknya jika menggunakan alasan lainnya yang lebih spesifik seperti berubah yang seperti apa, apanya yang kurang sesuai dan lain sebagainya.

  1. “Aku belum boleh pacaran dulu”

alasan putus
Ilustrasi Hubungan

Setiap orang pasti punya alasannya sendiri-sendiri untuk mengakhiri hubungan. Tidak terkecuali bagi mereka yang mungkin belum cukup umur atau belum dipercaya oleh orang tua untuk menjalin hubungan. Jika ia mengunakan alasan yang satu ini, ada baiknya jika Anda menghargai keputusannya. Sebab, memang untuk sebagian orang tua ada yang sangat protektif pada anaknya. Hal ini semata-mata dilakukan menyangkut masa depan dan kebaikan pasangan Anda.

  1. “Aku nggak bisa LDR”

Hubungan jarak jauh atau LDR memang sulit untuk dilakukan. Tidak semua pasangan mampu menyanggupi komitmen semacam ini dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, jika Anda mendengar alasan semacam ini, akan lebih baik jika mengerti situasi orang tersebut dan memahami bahwa kesanggupan setiap orang berbeda-beda dalam menjalin hubungan.

Baca Juga :  One Piece Stampede Pecahkan Rekor Penonton Box Office Jepang
pacaran jarak jauh
Ilustrasi Pacaran jarak jauh (LDR)

Alasan klasik yang satu ini tampaknya perlu diapresiasi karena mengisyaratkan bahwa yang bersangkutan telah berupaya jujur dengan ketidaksanggupannya tersebut. Berbeda dengan orang-orang yang menyanggupi di awal tapi ternyata bermain curang di belakang.

Dari uraian di atas, dapat ditarik benang merah bahwasannya alasan putus tiap orang memang berbeda-beda. Hanya saja yang perlu digarisbawahi adalah sampaikan baik-baik jika memang sudah merasa tidak cocok, jangan berdalih ke alasan-alasan yang kurang jelas arahnya yang justru membuat Anda seperti pembohong. Selain itu, penting pula untuk memahami kondisi atau latar belakang pasangan hingga mencetuskan alasan-alasan putus tersebut.

Laporan kontributor diary.co.id: Kiki Novilia

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*