Yakin Tak Idap Social Climber? Cek 7 Tandanya di Sini!

Fenomena social climber
Ilustrasi
fenomena social climber
Media sosial sebagai alat panjat sosial

DIARY,CO.ID – Fenomena social climber, aktivitas mencari popularitas dengan mengandalkan orang lain atau social climber saat ini memang marak terjadi. Seseorang dengan segala ketidakmampuan dan kelemahannya berupaya untuk popular dengan memanfaatkan orang lain yang dianggap lebih berpengaruh. Bisa pejabat, artis terkenal, orang penting, dan lain sebagainya. Upaya-upaya yang dilakukan juga beranekaragam, mulai dari menjilat, membagikan momen kebersamaan di sosial media, menjalin komunikasi intens atau bertingkah seolah-olah dekat dengan orang-orang tertentu.
Meski terlihat tidak mungkin dilakukan, nyatanya banyak orang saat ini yang justru mengidap social climber secara tidak sadar. Mau tahu apa saja tandanya? Mari cek 7 tandanya di bawah ini!

Fenomena Social Climber di Masa Kini

[the_ad id=”4827″]

1. Haus pengakuan

Pengakuan terhadap prestasi atau keterampilan di suatu bidang tentu bukan sebuah masalah. Masalah baru timbul ketika seorang social climber selalu haus akan pengakuan yang sebenarnya tidak terlalu penting. Pengakuan bahwa dirinya berada di kelas sosial yang tinggi, lingkungan dan pergaulan yang high class dan eksistensi diri lainnya.

Orang yang social climber akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh pengakuan tersebut bagaimanapun caranya. Misalnya, jika ia terlahir dari bukan kalangan berada namun ingin dianggap sebagai orang kaya, maka ia akan memaksakan dirinya berteman dengan para sosialita dan berusaha mengikuti gaya hidup mereka. Punya uang atau tidak urusan nanti, yang penting diakui masyarakat bahwa dirinya keren dan glamour.

Baca Juga :  Bye-Bye Penasaran, Ternyata Ini 7 Alasan Mantan Bersikap Cuek

Baca Juga :

2. Senang dipuji

Fenomena social climber
Ilustrasi

Tidak ada orang yang tidak suka dipuji. Semua orang suka pujian. Namun, dalam fenomena social climber, pujian yang diterima tidak serta-merta karena kemampuan atau upayanya sendiri, melainkan menumpang dari kehadiran orang lain. Social climber akan tersanjung-sanjung dengan pujian yang diterima.

3. Tidak percaya diri

Seorang social climber sudah barang tentu bukan orang yang percaya diri. Ia merasa tidak dapat melakukan apa-apa tanpa kelompoknya atau orang yang dijadikannya sandaran. Rasa tidak percaya diri, hilang gairah dan putus asa akhirnya membuat mereka tidak dapat melepaskan diri.

Rendahnya rasa percaya diri dan ketergantungan dengan orang lain, membuat social climber merasa tidak perlu mengupgrade diri dan kemampuannya sendiri. Tidak ada istilah belajar, memperbaiki diri atau mencari pengetahuan baru dalam hidupnya. Hidupnya merasa tenang dengan pengakuan sosial yang diterima. Sangat merugikan diri sendiri jika termasuk kedalam lingkungan pada fenomena social climber di masa kini.

4. Gengsi adalah yang utama

Gengsi adalah harga diri paling utama pada seorang social climber. Meski uang di kantong tinggal 500 ribu, ia tidak akan berpikir dua kali untuk membelikan sepatu seharga 450 ribu dan menggunakan sisanya untuk bertahan hidup. Hal ini dilakukan semata-mata karena gengsi dan pengakuan dari masyarakat luas. Bahkan, tidak jarang mereka meminjam uang teman karena tidak mampu mengatur kondisi keuangannya.

Baca Juga :  7 Tips Mendapatkan Pacar Polisi Idaman Calon Mertua

5. Aktif di media sosial

social climber adalah
Fenomena Social climber di media sosial

Update di media sosial adalah wajib hukumnya. Seorang social climber akan secara rutin membagikan aktivitasnya di media sosial baik dalam bentuk postingan atau story. Postingan-postingan yang diunggah pun sesuai dengan citra yang ingin mereka bangun dan tampak berkelas.

6. No drama = boring

Sering kita lihat di televisi atau berita, beberapa artis lebih dikenal masyarakat karena kontroversi atau sensasi yang dibuat dibanding karyanya. Ada yang memilih mencaci maki orang lain, berlaku kasar, dan membuat settingan hubungan dengan artis lain yang akhirnya mengangkat popularitasnya. Drama-drama yang dibuat tersebut terasa asyik karena relative mudah dilakukan tetapi memberikan banyak keuntungan.

Baca Juga : 

7. Mewah adalah gaya hidup

Makan di restoran terkenal, liburan super mewah, memakai barang-barang branded dari ujung kepala hingga kaki, kemudian diunggah ke media sosial adalah hal lazim yang dilakukan oleh social climber. Tidak ada postingan tentang aktivitas layaknya orang biasa, semuanya serba wah dan meningkatkan status sosial mereka.

Laporan kontributor diary.co.id: Kiki

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*