Ini ulasan Pesan Moral Film Dua Garis Biru

pesan moral dua garis biru
Film Dua Garis Biru
pesan moral dua garis biru
Film Dua Garis Biru

DIARY.CO.ID – Setiap film pastinya mempunyai pesan-pesan yang ingin di sampaikan, termasuk unsur moral dan lain sebagainya. Di Tahun 2019 ini muncul film controversial dua garis biru yang di putar di bioskop seluruh Indonesia. Sudah menonton film Dua Garis Biru? Film yang dibintangi Zara JKT48 dan Angga Yunanda ini baru saja dirilis beberapa waktu lalu. Sayangnya, banyak orang yang memboikot film ini karena dianggap tabu mengangkat kisah hamil di luar nikah. Namun, benarkah demikian? Berikut ini diary.co.id paparkan 5 pesan moral film dua garis biru yang ternyata dapat dipetik dari film yang sempat kontroversial tersebut.

Berpikir ulang melakukan seks di luar nikah

Film berdurasi selama 113 menit ini memberikan gambaran kehidupan tentang kehidupan sepasang remaja akibat kehamilan di luar nikah. Hamil di usia yang masih belia, tidak hanya membuat keduanya kesulitan mempertanggungjawabkan perbuatannya, tetapi juga harus siap melanjutkan hidup dengan beban moral.

“Ya film ini ngajarin kita untuk pikir-pikir lagi dengan setiap tindakan kita, jangan sampe buat orang tua malu,” papar Fitri Wahyuni, salah satu penonton Dua Garis Biru di XXI Central Plaza Bandarlampung.

Pantang berputus asa di situasi terendah

Sebelum resmi dirilis di bioskop Kamis (11/7) lalu, film garapan Ginatri S. Noer sudah menuai kontroversi. Alih-alih larut dalam penyesalan dan terpuruk, film ini justru mengajarkan para penontonnya untuk segera bangkit, mencapai impian dan berusaha untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Seburuk apapun masa lalu, semua orang berhak memiliki masa depan yang cerah tampaknya menjadi premis dasar film ini.

“Film ini nggak ngajarin untuk gugurin kandungan kayak yang dilakuin sama banyak orang, tapi jangan sampai putus asa kalo udah terlanjur ngelakuin kesalahan,” sambungnya.

Buat batasan dalam pergaulan

Bergaul dengan orang-orang terkasih memang sering membuat seseorang terlupa dengan batasan-batasan yang ada. Oleh karena itu, perlu kesadaran dalam diri setiap dari kita untuk membuat batas-batas wajar dalam bergaul, terlebih lagi jika berkaitan dengan lawan jenis.

“Pacaran harus tau batas, jangan karena status pacaran jadi bebas ngelakuin apa aja,” katanya saat dihubungi diary.co.id, Rabu (17/7).

Pentingnya peran aktif orang tua

Pergaulan anak sedikit banyak ditentukan oleh pola asuh yang ditanamkan oleh para orang tua. Orang tua sebagai pihak terdekat dan paling penting bagi anak harus berperan aktif dalam mengontrol pergaulan anak-anaknya. Tidak selalu berkutat dengan pekerjaan, orang tua juga perlu memberikan perhatian lebih demi kelangsungan hidup buah hatinya.

Pentingnya sex education

Rasa tabu tiap kali membicarakan seks menjadi salah satu masalah yang terjadi di masyarakat. Selain membuat anak-anak awam dengan dampak setelahnya, juga membuat mereka selalu ingin tahu dan coba-coba. Melalui sajian film yang ringan dan sinematografi yang andal, Dua Garis Biru mampu menyampaikan pesan-pesan tersebut kepada penonton.

“Hamil di usia muda, nikah dan jadi orang tua itu nggak mudah. Ngobrol tentang masalah dewasa (sex) juga penting untuk ngasih tau dampaknya,” ulas Tri Rahma Yuni, salah satu penonton di XXI Ciplaz Ramayaana Prime Bandarlampung.

Berpikiran terbuka

Melalui Dua Garis Biru, masyarakat dapat membuka mata dengan lebih jelas fenomena yang acapkali terjadi saat ini yaitu hamil di luar nikah. Selain mencegah terjadinya hal tersebut, masyarakat juga perlu pandai mengambil sikap jika dihadapkan dengan kehamilan tidak direncanakan tersebut. Tidak semata-mata menggugurkan kandungan atau aborsi, tetapi bagaimana caranya berdamai dengan keadaan dan upaya seperti apa yang dapat dilakukan untuk menebus kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan.

Pro dan kontra yang ditimbulkan dari rilisnya film ini, hendaknya ditanggapi secara bijaksana oleh seluruh penonton dan masyarakat. Banyak pesan moral yang dapat dipetik dan direnungkan dari karya anak bangsa tersebut untuk menjalani kehidupan yang lebih baik lagi kedepannya.

Laporan kontributor Diary.co.id: Kiki Novilia

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*