Sejarah Perkembangan Ilmu Filologi Dari Yunani Sampai Nusantara

Sejarah Filologi
Sejarah Filologi Berasal dari Yunani
Sejarah Filologi
Sejarah Filologi Berasal dari Yunani

 

DIARY.CO.ID – Ada sebuah cabang ilmu yang tidak begitu banyak yang tahu, yang dimaksud adalah ilmu filologi, apakah Anda paham apa itu ilmu filologi? Bagaimana sejarah perkembangan filologi? untuk menambah cakrawala pengetahuan sahabat diary, disini kami tampilkan ulasan mengenai ilmu filologi yang jarang diketahui sebagian masyarakat. Selamat membaca dan memahahinya.

Abstrak Sejarah Perkembangan Filologi

Abstrak : Filologi merupakan bagian disiplin ilmu humaniora (kemanusiaan) yan dikaji melalui naskah-naskah atau tulisan kuno. Namun keberadaannya dianggap sebagai ilmu yang kurang menarik, tidak modern dan ketinggalan zaman. dalam perkembangannya, Filologi sejak awal sudah berkembang di Yunani pada abad ke-3 SM. Sedangkan dalam perkembangannya di Indonesia, Filologi tumbuh dan berkembang ketika masa pemerintahan kolonial Belanda. Yang mana ketika itu, para orientalis ikut serta dalam mempelajari bahasa, geografis, antroplogi jawa pada masa itu untuk kepentingan kolonial.

Sekilas Pengantar Ilmu Filologi

Pengantar : Filologi merupakan sebuah ilmu yaang berhubungan dengan dengan karya masa lampau yang berupa tulisan. Studi ini dilakukan tidak lain adalah untuk menggali nilai-nilai yang masih relevan terkandung dalam tulisan masa lampau untuk masa kini. Namun dalam keberadaannya, Filologi dianggap sebagai disiplin ilmu yang kurang menarik tidak modern dan ketingalan zaman, sehingga banyak alasan yang memperkuat argument ini. Diantaranya adalah objek kajian filologi dilihat dari bentuk fisiknya sehingga tidak menarik untuk di pelajari. Kedua, isi teksnya yang mengungkapkan intelektual masa lalu diangap tidak memiliki kontribusi dan tidak menawarkan solusi yang banyak dihadapi manusia pada masa kini. ketiga, hasil kajiannya umumnya setia pada kriik teks-teks yang menyebabkan para pengkaji filologi terjebak dalam dogma teks tersebut kemudian kajiannya yang menyita banyak waktu dan tenaga pada gilirannya menjadikan filologi hampir selalu ketinggalan zaman.

Terlepas dari semua itu, menurut Said sejarah manusia harus terus-menerus dijelaskan melalui tindakan membaca dan interpretasi berdasarkan kata-kata sebagai manifestasi kenyataan yang tersembunyi. Dalam hal ini, akan dikaji sejarah filologi dalam perkembangannya dari masa Yunani sampai ke nusantara.

Pembahasan Mengenai Filologi Sejak Masa Yunani Hingga Nusantara

Filologi menurut bahasa yaitu berasal dari bahasa Yunani Philologia yang merupakan gabungan kata dari Philos yang berarti teman dan Logos yang berarti pembicaraan atau ilmu, yang kemudian berkembang menjadi senang belajar, senang kepada tulisan-tulisan yang bernilai tinggi seperti karya sastra.

Sedangkan Filologi menurut istilah adalah ilmu yang berhubungan dengan karya masa lampau dalam rangka mengggali makna yang terkandung didalamnya.

Objek Kajian

Objek kajian filologi merupakan naskah-naskah masa lampau yang menyimpan sejumlah informasi berupa buah fikiran, perasaan, kepercayaan dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat pada masa itu.

Tujuan Filologi

Tujuan filologi secara umum adalah untuk mengungkap informasi tentang masa lalu melalui peninggalan tulisan termasuk nilai budaya. Sedangkan tujuan khusus filologi adalah mengungkap asal mula teks tulisan , mengungkap sejarah perkembangan teks, mengungkap respon masyarakat terhadap teks tersebut dan menyajikan teks tersebut kepada masyarakat yang berupa suntingan.

Perkembangan Filologi di Yunani

Dalam perkembangannya, filologi lahir dan tumbuh pada masa Yunani abad ke-3 SM. Pada masa itu, sejumlah sarjana terkemuka yang bertugas di perpustakaan Iskandariyah (Alexandria), Mesir melakukan penelitan sejumlah naskah-naskah lama yang berbahasa Yunani. Objek kajian pada masa itu adalah gulungan-gulungan daun yang berisi tentang berbagai macam informasi dan pengetahuan seperti cerita, filsafat, ilmu kedokteran, karya sastra, adat istiadat dan berbagai rekaman kehidupan masyarakat Yunani pada masa sebelumnya.

Kemudian pada pertengahan abad ke-2 M, Romawi telah berhasil mengambangkan tradisi kritik teks sendiri yang merupakan kelanjutan dari tradisi Yunani hinggga abad ke-3 M, karya-karya sarjana telah mewarnai sejarah kebudayaan dan keilmuan bangsa Romawi saat itu.

Penerjemahan teks Yunani berlanjut di belahan dunia bagian Timur pada abad ke-4 M diantaranya Iran, Irak, Kuwait, Syria, Libanon, Yordania, Mesir, Israel dan Palestina. Sejak abad ke-4 sampai 8 M bahasa Suryani menjadi bahasa kesusastraan dan penerjemahan hampir diseluruh wilayah Timur tengah. Kemudian mulai dari abad ke-8 M, masyarakat mulai menggunakan bahasa Arab termasuk menerjemahkan naskah kesusastraan dan keagamaan asal bahasa Yunani. pada masa ini para ilmuwan Arab lebih fokus pada karya-karya dibidang Sains, khususnya bidang Matematika dan Filsafat Yunani. Maka tak hera jika karya-karya Plato, Aristoteles dan penerusnya paling banyak diterjemahkan serta dikaji kembali.

Perkembangan penulisan naskah Yunani kembali terjadi pada masa Renaisans, yang difahami sebagai periode kebangkitan kembali kebudayaan Yunani. Terjadi antara tahun 1300 dimulai di Itali hingga berakhir pada pertengahan abad ke-16 M setelah menyebar ke pelosok Eropa.

Perkembangan Filologi di Nusantara

[the_ad id=”4719″]

Sejarah filologi
Sejarah Filologi dari Yunani hingga Nusantara

 

Pada perkembangan berikutnya tradisi tulis menulis naskah kuno mulai bermunculan di Nusantara dan dipengaruhi besar oleh keberadaan agama Hindu yang berasal dari India sejak abad ke-7 M dengan menggunakan bahasa sansekerta. Ketika itu, Sriwijaya merupakan pusat pembelajaran agama Budha dan bahasa sansekerta yang terkenal diwilayah Asia. Hinga abad ke-10, pengaruh agama Hindu-Budha masih sangat kuat mewarnai tradisi tulis naskah Indonesia di Jawa Tengah, Jawa Tmur dan Pulau bali hingga tradisi itu berlanjut sampai abad ke-15 M. Dan penulisan naskah diwarnai pula dengan bahasa jawa kuno .

Salah satu perubahan penting dalam sejarah dan tradisi tulis naskah Indonesia adalah ketika Islam semakin kuat pada abad ke-13 dengan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa politik, gadang, agama dan budaya. Hingga pada abad ke-14 M tradisi tulis naskah Melayu dengan menggunakan aksara Jawi mulai mendominasi.

Dalam kajian dan penerjemahan naskah Indonesia, khususnya yang berbahasa Melayu baru dimulai sejak abad ke-18 M dan itupun bukan dilakukan oleh masyarakat pribumi, melainkan oleh bangsa Eropa, khusunya Belanda dan Inggris, yang pada awalnya sedang melakukan ekspansi politik dan perdagangan ke wilayah Timur. sedangkan portugis meskipun yang pertama kali datang ke Indonesia, umumnya mereka tidak tertarik untuk membaca ataupun meneliti Khazanah tertulis melayu dan lebih fokus pada aktivitas perdagangan dan politik.

Pada masa berikutnya, yaitu sekitar pertengahan abad ke-19 M, para ahli filologi Eropa mulai berupaya untuk menyunting, membahas serta menganalisis isinya, meskipun pada saat itu masih terbatas pada naskah Melayu dan Jawa.

[the_ad id=”4719″]

Memasuki abad ke-20 M, barulah muncul sarjana pengkaji naskah Indonesia dari kalangan pribumi yang dirintis oleh Hoesein Diningrat dan Poerbatjaraka. Kedua sarjana pribumi ini telah menunjukkan minat besarnya terhadap kajian naskah Indonesia, meski pada periode setelah itu hingga pertengahan tahun 1960-an, tidak banyak lagi sarjana yang mengikuti jejaknya.

Kesimpulan Sejarah Perkembangan Filologi

Filologi merupakan sebuah ilmu yaang berhubungan dengan dengan karya masa lampau yang berupa tulisan. secara bahasa Filologi yaitu berasal dari bahasa Yunani Philologia yang merupakan gabungan kata dari Philos yang berarti teman dan Logos yang berarti pembicaraan atau ilmu, yang kemudian berkembang menjadi senang belajar, senang kepada tulisan-tulisan yang bernilai tinggi seperti karya sastra. Sedangkan Filologi secara istilah adalah ilmu yang berhubungan dengan karya masa lampau dalam rangka mengggali makna yang terkandung didalamnya.

Objek kajian filologi merupakan naskah-naskah masa lampau yang menyimpan sejumlah informasi berupa buah fikiran, perasaan, kepercayaan dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat pada masa itu. Tujuan filologi secara umum adalah untuk mengungkap informasi tentang masa lalu melalui peninggalan tulisan termasuk nilai budaya. Sedangkan tujuan khusus filologi adalah mengunkap asal mula teks tulisan , mengungkap sejarah perkembangan teks, mengungkap respon masyarakat terhadap teks tersebut dan menyajikan teks tersebut kepada masyarakat yang berupa suntingan.

Referensi

Jurnal UGM, 2007, Humaniora (Kembali ke Filologi : Filologi Indonesia dan Tradisi Orientalisme)
Oman fathurahman, dkk, 2010, Filologi dan Islam Indonesia, (Jakarta : Pastubang Lektur Keagamaan)
Oman Fathurahman, , 2015, Filologi Indonesia : Teori dan Metode (Jakarta : PrenadaMedia Group)
Siti Baroroh Baried, dkk, 1994, Pengantar Teori Filologi (Jogjakarta : BPPF, Seksi Filoloi, Fak. Sastra, UGM)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*