
DIARY.CO.ID – Tepat 24 September kemarin mahasiswa di Indonesia kembali bangkit. Aksi demo dilakukan serentak di berbagai daerah sebagai upaya memperjuangkan nasib bangsa. Berikut ini adalah 6 fakta aksi mahasiswa 24 september yang dilakukan oleh pemuda beralmamater tersebut.

6 Fakta Aksi Mahasiswa 24 September
1. Di mulai secara bertahap
Aksi besar mahasiswa tersebut mencapai puncaknya pada Selasa 24 September. Namun, tahukah Anda? Aksi tersebut sebenarnya sudah dilakukan secara bertahap dengan tuntutan yang juga bertahap. Aksi pertama dilakukan pada 19-20 September dengan tuntutan menolak Revisi UU KPK & RUU KUHP. Oleh karena tidak mendapatkan hasil yang diharapkan, aksi semakin besar dan memuncak pada 23-24 September dengan tuntutan yang makin meluas yakni menolak RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, RUU Minerba & RUU Pemasyarakatan.
Aksi tersebut tidak hanya dilakukan di Gedung DPR RI Jakarta, tetapi juga di berbagai daerah. Sebut saja Lampung, Bandung, Solo, Yogyakarta, Makassar. Palembang, Malang, Medan, dan lainnya. Mahasiswa dari berbagai kampus di daerah-daerah tersebut bersatu padu menggelar demo demi mengemban amanah rakyat di pundak mereka.
2. Hasil sementara adalah penundaan pengesahan RUU
Dari aksi yang digelar, pemerintah memutuskan untuk menunda pengesahan rancangan undang-undang yang awalnya direncanakan untuk segera disahkan. Melansir dari liputan6.com, Rabu (25 September 2019), dijelaskan bahwa rancangan undang-undang yang ditunda adalah RUU KUHP, RUU Pemasyarakatan, RUU Minerba, dan RUU Pertanahan. Di mana RUU KUHP dan RUU Pemasyarakatan benar-benar di tunda pengesahannya. Sedangkan RUU Minerba dan RUU Pertanahan masih dalam pembahasan tingkat pertama dan belum sampai ke pengambilan keputusan.
Keputusan tersebut sebenarnya belum menjawab tuntutan mahasiswa. Sebab, sejak awal para mahasiswa jelas menetapkan tuntutannya untuk menolak RUU yang ada, bukan menundanya.
Selain itu, sikap lain yang juga ditunjukkan pemerintah adalah menunggu situasi sudah kondusif dan masukan dari masyarakat.
3. Mendapat dukungan 100 juta dari masyarakat
Aksi yang melibatkan belasan ribu mahasiswa tersebut mendapat dukungan dan apresiasi positif dari masyarakat. Sejak 22 September 2019, ide penggalangan dana mulai muncul untuk membantu mahasiswa membeli sejumlah kebutuhan seperti makanan, minuman dan pengeras suara.
Akhirnya penggalangan dana dilakukan terhitung 23 – 24 September 2019 melalui situs crowdfunding, kitabisa.com. Selama dua hari tersebut, didapatkan donasi sebesar 100 juta rupiah.
Selain itu, banyak juga dukungan lainnya yang diberikan. Misalnya selebgram Awkarin yang membagikan sekitar 3.000 makanan bagi para mahasiswa.
4. Sejumlah pendemo pingsan
Puncak aksi yang digelar selama dua hari berturut-turut menyebabkan para pendemo atau mahasiswa kelelahan hingga pingsan. Melansir dari detik.com, Rabu (25 September 2019), terdapat 3 mahasiswa yang dibopong oleh rekan-rekannya dan dibawa ke arah SCBD untuk mendapatkan pertolongan. Di antara para pendemo tersebut, ada mahasiswa laki-laki dan perempuan. Namun, belum diketahui dari mana asal mahasiswa-mahasiswa tersebut.
Menghadapi situasi tersebut, mahasiswa yang ada di sana segera membantu rekannya tersebut dengan memberikan pertolongan dan memberikan jalan untuk memudahkan yang bersangkutan mendapat perawatan.
5. Mahasiswa dipukul mundur dengan Water Canon
Pada Selasa (24/9) pukul 16.15 WIB, polisi memukul mundur mahasiswa yang ada di depan gedung DPR/MPR/ Melansir dari cnbcindonesia.com, Rabu (25/9), polisi memukul mundur barisan aksi mahasiswa tersebut dengan cara menyemprotkan 5 kendaraan water canon ke kerumunan mahasiswa yang ada di depan gerbang.
6. Didukung oleh para buruh
Setelah para mahasiswa dipukul mundur polisi pada pukul 16.50, Selasa (24/9), para buruh segera maju ke depan dan melanjutkan perjuangan. Melansir dari tirto.id, Rabu (25/9), massa buruh dari Kasbi (Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia) melaksanakan aksi dan meminta mahasiswa untuk kembali beraksi di depan Gedung DPR RI dan melanjutkan perjuangan.
Leave a Reply