Lompat ke konten

Miris, Hutan Kota Stadion Tejosari Jadi Tempat Pembuangan Sampah dan Praktik Nakal

  • oleh
Taman kota stadion tejosari. (Putri/diary)

 

DIARY.CO.ID – Taman Kota Stadion Tejosari berlokasi di Metro Timur, yang dibanggakan warga sekitar sebagai wisata alam, kini kondisinya sangat memperihatinkan. Banyak warga sekitar yang keluhkan kondisi hutan tersebut.

Kondisi Hutan Kota tersebut sangat miris terkesan kumuh dan tidak terawat. Banyak pohon tumbang hanya ditelantarkan. Disediakan fasilitas tempat duduk dibeberapa titik, namun tidak ada fasilitas Kotak sampah, sehingga pengunjung yang berdatangan membuang sampah disembarang tempat, bahkan tempat yang jauh dari pemukiman ini, dijadikan sebagai praktik nakal untuk beberapa oknum.

“Kalok habis makan sampah nya kalau tidak kami bawa pulang ya kami buang disini aja kak, soalnya tidak ada kotak sampahnya,” ujar Dila (pelajar), Senin (9/12/2019).

Minuman keras jenis tuak yang ditemukan wartawan diary.co.id di dalam hutan tejosari

Salah satu pengunjung yang berada di hutan tersebut mengatakan “Itu banyak pohon tumbang tidak dirawat mbk, terus lebih ditingkatkan kebersihannya mbak dikasih fasilitasnya, dari luar sana kalok ada acara-acara besar seperti lari pasti datang kesini jadi yang jauh-jauh liat kesini isinya gak sampah doang, dulu tempat ini juga jadi tempat mesum mbk padahal kondisnya masih siang hari,” ucap Kiki (18).

Pengunjung yang berdatangan untuk sekedar singgah tidak hanya warga sekitar saja, namun dari luar Kota juga turut berdatangan, karena kawasan Hutan Kota Tejosari berdekatan dengan Stadion, Kolam Renang serta lembaga pendidikan seperti SMAN 4 dan SMAN Olahraga.

“Gimana ya mbk, tempatnya sih sejuk tapi sangat kumuh seharusnya ini dirawat biar keliatan indah. Kan saya sering kesini kadang nemenin anak-anak di Stadion bosen terus keluar, kalok disini tempatnya terawat pengunjung juga nyaman,” tutur Yuni pengunjung dari Pringsewu.

Warga minta Dinas terkait untuk lebih memperhatikan hutan tersebut. Jangan hanya sekedar menciptakan tempat tapi tidak mau merawat.

“Hutan Kota itu tidak ada petugasnya, kalau ada petugasnya pasti tidak kotor seperti itu, kalau keliatan miris kita gerakkan warga, anak-anak sekolah untuk bakti sosial hanya seperti itu saja, seharusnya ada petugas khusus untuk merawat,” tutur Gatot warga sekitar.

Gatot juga menerangkan, hutan tersebut sering dijadikan sebagai praktik nakal.
“Anak-anak kalau siang begini tidak terkontrol, ada yang minum-minum bawa tuak, pigur. Sering juga ada patroli Polisi ditangkepi Polisi, tiga kali dalam seminggu pasti ada Polisi mereka ditangkep terus dinasehati, kalau mengandalkan Polisi saya ya gak bisa, karena mereka kerjanya gak cuman disitu aja, ya lebih baik tadi ada penjaganya jadi bisa mantau,” Tuturnya.

Ironis, belum sempat tim Diary.co.id meninggalkan Hitam Kota, sudah menjumpai anak separuh baya berdatangan membawa satu kantong plastik dan satu botol miras.

Sebut saja dia (Duri) pelajar SMP bersama dengan gerombolannya, begini jawabannya saat ditanya oleh kami tetang aktivitas mereka dihutan tersebut ” ya disini nongkronglah mbak, ini sambil nuak kalau disekolahkan gak bisa mbak minum beginian, kalok disinikan aman jauh dari pemukiman juga,” jawabnya dengan satai. (Putri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *